SELAMAT DATANG

JIKA BLOG INI MEMUASKAN BERITAHUKAN PADA ORANG BANYAK, TAPI JIKA BLOG INI MENGECEWAKAN BERITAHUKAN PADA KAMI ( SUJONO SANTOSO, S.Pd )

Selasa, 13 Januari 2015

SUPERVISI KELAS




SUPERVISI KELAS

Kegiatan Kepala Sekolah dalam Supervisi Kelas                Oleh : SUJONO SANTOSO, S.Pd

Apa yang terbayang dibenak para guru ketika mendengar besok pengawas sekolah atau  kepala sekolah akan mengadakan supervisi kelas. Supervisi kelas adalah serangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah untuk mengawasi tentang: setumpuk pembuatan administrasi kelas, akan diawasi dan dilihat kelemahan-kelemahannya selama mengajar, setelah itu akan menerima banyak nasehat yang berkaitan dengan tugas mengajar maupun perilaku guru pada umumnya. Kehadiran pengawas atau Kepala Sekolah yang akan melakukan supervisi kelas merupakan hantu yang sangat menakutkan bagi guru selama ini. Dalam hati para guru mengatakan, “Memang saya sudah lama mengajar di depan kelas, namun demikian saya akui memang banyak hal yang seharusnya saya lakukan tetapi belum dapat saya lakukan dengan maksimal. Sebenarnya saya malu jika harus dilihat kekurangan-kekurangan saya saat mengajar”. Demikian kira-kira yang dirasakan para guru selama ini.
Di sisi lain, para pengawas atau Kepala Sekolah untuk kegiatan supervisi kelas juga merupakan kegiatan yang dirasakan sangat membingungkan. Perasaan canggung atau sungkan muncul ketika mengamati para guru di dalam kelas saat mengajar. Perasaan itu muncul dikarenakan Pengawas atau Kepala Sekolah sudah tahu dengan pasti situasi hati para gurunya saat diawasi dalam mengajar. Atau mungkin ada beberapa pengawas atau Kepala Sekolah justru sebenarnya tidak begitu memahami berbagai permasalahan yang mungkin muncul saat melakukan supervise kelas, sehingga takut melakukannya. Atau bahkan sebenarnya beberapa Pengawas atau Kepala Sekolah tidak lebih mampu dibanding para guru dalam hal proses belajar mengajar.
Dua permasalahan besar tersebut selalu muncul di sekolah-sekolah. Namun sayang masing-masing pihak tidak berusaha untuk mengurai permasalahan tersebut. Guru di satu sisi malu untuk mengungkapkan apa sebenarnya yang menjadi kendala dalam dirinya saat dilakukan supervise kelas. Di sisi lain Pengawas atau Kepala Sekolah juga seakan menjaga jarak agar nampak lebih wibawa.
Bagaimana teknik supervisi kelas sehingga supervise kelas menjadi lebih “bersahabat” tidak menakutkan bagi guru, tetapi justru merupakan hal yang dinanti-nanti oleh para guru.
Ada 3 tahapan dalam melaksanakan supervise kelas yang baik:
I. Tahap sebelum melakukan supervisi kelas
II. Tahap pelaksanaan supervisi kelas
III. Tahap setelah supervisi kelas.
Pada tahap I, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang  kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Membuat kesepakatan kapan akan dilakukan supervise kelas dengan guru yang bersangkutan
2. Diskusikan materi pelajaran apa yang akan diajarkan pada saat supervise kelas.
3. Membantu dalam membuat persiapan mengajar dengan memberikan masukan-masukan yang lebih baik.
4. Meyakinkan pada guru yang bersangkutan bahwa kedatangan Kepala Sekolah (supervisor) bukan akan menilai atau mengawasi namun anda datang akan memberikan bantuan teknis yang diperlukan oleh guru.
5. Membuat  kesepakatan untuk membagi peran antara Kepala Sekolah (supervisor) dengan guru. Kepala Sekolah dapat memposisikan diri dalam 3 peran:
a. Sebagai Tim Pengajar bersama-sama guru
b. Sebagai asisten guru yang sedang mengajar, misalnya bertugas membagikan lembar kerja, ikut mengkondisikan siswa dalam kelompok, membantu dalam kerja kelompok dsb
c. Sebagai pengamat
Pada tahap II, hal-hal yang akan dilakukan oleh seorang  Kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Datang/hadir pagi sebelum guru masuk di dalam kelas untuk melakukan “kontrak” ulang tentang: langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, peran masing-masing yang akan dilakukan, dan pengorganisasian waktu.
2. Masuk ke dalam kelas bersama-sama dengan guru yang bersangkutan. Kepala Sekolah( supervisor) masuk ke dalam kelas belakangan supaya tidak menganggu konsentrasi anak pada saat proses pembelajaran, dan juga mungkin menimbulkan rasa takut.
3. Minta kepada guru yang bersangkutan untuk memperkenalkan diri anda (jika belum kenal) bahwa Kepala Sekolah datang di kelas tersebut akan membantu dalam proses pembelajaran agar tidak menimbulkan rasa penasaran bagi anak.
4. Sambil memerankan peran Kepala Sekolah dalam proses pembelajaran tersebut,  membuat catatan-catatan kecil tentang kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran.
5. Kepala Sekolah tidak mengambil alih peran guru untuk anda kuasai.
6. Kepala sekolah memperhatikan KBM di kelas dimana guru yang disupervisi sesuai yang didiskusikan. Juga memperhatikan komponen administrasi guru yang ada, diantaranya: Progta, Promes, Kalender Pendidikan, Pemetaan Standar Isi, Pemetaan Standar Kompetensi, KKM, Pengembangan Indikator, Silabus, RPP, LKS, Buku Catatan Siswa, Buku Tugas Siswa, Buku Kehadiran, Buku Nilai.
7. Mengobservasi/memperhatikan  keadaan siswa yang berada dikelas, mana siswa-siswa yang belajar aktif dan yang tidak, juga yang bermain saja.
8. Mencatat kekurangan/kebaikan guru dalam hal mengajar (KBM).
10.Memberikan penilaian obyektif terhadap guru yang disupervisi.

Tidak ada komentar: