SUPERVISI
KELAS
Kegiatan
Kepala Sekolah dalam Supervisi Kelas Oleh : SUJONO SANTOSO, S.Pd
Apa yang terbayang dibenak para guru ketika mendengar
besok pengawas sekolah atau kepala sekolah akan mengadakan supervisi kelas. Supervisi kelas adalah
serangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah untuk mengawasi tentang:
setumpuk pembuatan administrasi kelas, akan diawasi dan dilihat
kelemahan-kelemahannya selama mengajar, setelah itu akan menerima banyak
nasehat yang berkaitan dengan tugas mengajar maupun perilaku guru pada umumnya.
Kehadiran pengawas atau Kepala Sekolah yang akan melakukan supervisi kelas
merupakan hantu yang sangat menakutkan bagi guru selama ini. Dalam hati para
guru mengatakan, “Memang saya sudah lama mengajar di depan kelas, namun
demikian saya akui memang banyak hal yang seharusnya saya lakukan tetapi belum
dapat saya lakukan dengan maksimal. Sebenarnya saya malu jika harus dilihat
kekurangan-kekurangan saya saat mengajar”. Demikian kira-kira yang dirasakan
para guru selama ini.
Di sisi lain, para pengawas atau Kepala Sekolah untuk
kegiatan supervisi kelas juga merupakan kegiatan yang dirasakan sangat
membingungkan. Perasaan canggung atau sungkan muncul ketika mengamati para guru
di dalam kelas saat mengajar. Perasaan itu muncul dikarenakan Pengawas atau
Kepala Sekolah sudah tahu dengan pasti situasi hati para gurunya saat diawasi
dalam mengajar. Atau mungkin ada beberapa pengawas atau Kepala Sekolah justru
sebenarnya tidak begitu memahami berbagai permasalahan yang mungkin muncul saat
melakukan supervise kelas, sehingga takut melakukannya. Atau bahkan sebenarnya
beberapa Pengawas atau Kepala Sekolah tidak lebih mampu dibanding para guru
dalam hal proses belajar mengajar.
Dua permasalahan besar tersebut selalu muncul di
sekolah-sekolah. Namun sayang masing-masing pihak tidak berusaha untuk mengurai
permasalahan tersebut. Guru di satu sisi malu untuk mengungkapkan apa
sebenarnya yang menjadi kendala dalam dirinya saat dilakukan supervise kelas.
Di sisi lain Pengawas atau Kepala Sekolah juga seakan menjaga jarak agar nampak
lebih wibawa.
Bagaimana teknik supervisi kelas sehingga supervise
kelas menjadi lebih “bersahabat” tidak menakutkan bagi guru, tetapi justru
merupakan hal yang dinanti-nanti oleh para guru.
Ada 3 tahapan dalam melaksanakan supervise kelas yang
baik:
I. Tahap sebelum melakukan supervisi kelas
II. Tahap pelaksanaan supervisi kelas
III. Tahap setelah supervisi kelas.
Pada tahap I, hal-hal yang harus dilakukan oleh
seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Membuat kesepakatan kapan akan dilakukan supervise
kelas dengan guru yang bersangkutan
2. Diskusikan materi pelajaran apa yang akan diajarkan
pada saat supervise kelas.
3. Membantu dalam membuat persiapan mengajar dengan
memberikan masukan-masukan yang lebih baik.
4. Meyakinkan pada guru yang bersangkutan bahwa kedatangan
Kepala Sekolah (supervisor) bukan akan menilai atau mengawasi namun anda datang
akan memberikan bantuan teknis yang diperlukan oleh guru.
5. Membuat kesepakatan untuk membagi peran
antara Kepala Sekolah (supervisor) dengan guru. Kepala Sekolah dapat
memposisikan diri dalam 3 peran:
a. Sebagai Tim Pengajar bersama-sama guru
b. Sebagai asisten guru yang sedang mengajar, misalnya
bertugas membagikan lembar kerja, ikut mengkondisikan siswa dalam kelompok,
membantu dalam kerja kelompok dsb
c. Sebagai pengamat
Pada tahap II, hal-hal yang akan dilakukan oleh
seorang Kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Datang/hadir pagi sebelum guru masuk di dalam kelas
untuk melakukan “kontrak” ulang tentang: langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan, peran masing-masing yang akan dilakukan, dan pengorganisasian waktu.
2. Masuk ke dalam kelas bersama-sama dengan guru yang
bersangkutan. Kepala Sekolah( supervisor) masuk ke dalam kelas belakangan
supaya tidak menganggu konsentrasi anak pada saat proses pembelajaran, dan juga
mungkin menimbulkan rasa takut.
3. Minta kepada guru yang bersangkutan untuk
memperkenalkan diri anda (jika belum kenal) bahwa Kepala Sekolah datang di
kelas tersebut akan membantu dalam proses pembelajaran agar tidak menimbulkan
rasa penasaran bagi anak.
4. Sambil memerankan peran Kepala Sekolah dalam proses
pembelajaran tersebut, membuat catatan-catatan kecil tentang
kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses
pembelajaran.
5. Kepala Sekolah tidak mengambil alih peran guru
untuk anda kuasai.
6. Kepala sekolah memperhatikan KBM di kelas dimana
guru yang disupervisi sesuai yang didiskusikan. Juga memperhatikan komponen
administrasi guru yang ada, diantaranya: Progta, Promes, Kalender Pendidikan,
Pemetaan Standar Isi, Pemetaan Standar Kompetensi, KKM, Pengembangan Indikator,
Silabus, RPP, LKS, Buku Catatan Siswa, Buku Tugas Siswa, Buku Kehadiran, Buku
Nilai.
7. Mengobservasi/memperhatikan keadaan siswa
yang berada dikelas, mana siswa-siswa yang belajar aktif dan yang tidak, juga
yang bermain saja.
8. Mencatat kekurangan/kebaikan guru dalam hal
mengajar (KBM).
10.Memberikan penilaian obyektif terhadap guru yang
disupervisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar